Dengan
berpanas-panas di dalam ruangan tertutup, racun-racun dalam tubuh akan
ramai-ramai keluar bersama keringat. Rasa lelah hilang. Penampilan pun tak
kusut lagi. Namun, sebelum memulainya, dianjurkan untuk memeriksakan kondisi
kesehatan terlebih dahulu pada dokter.
Kalau mau berkeringat, berkeringatlah pada tempatnya dan tepat waktunya.
Berbeda kalau kita memang menghendaki keluarnya butiran keringat dari pori-pori
kulit tubuh kita. Saat berolahraga misalnya. Kita malah senang bila badan basah
kuyup oleh keringat saat atau usai berkeliling kompleks rumah kita melakukan
joging. Itu pertanda, lemak tubuh terbakar, badan bisa tetap langsing. Kalau
tidak mau capek, kita juga bisa mandi keringat dengan cara lain. Dengan cara
steam atau sauna. Belakangan, cara terakhir ini malah menjadi bagian gaya hidup
masyarakat kota.
Melancarkan
aliran darah
Sejak masuk
ke Indonesia lima tahun lalu, mandi uap dan sauna memang cukup populer
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan
kecantikan tubuh. Karakter khas
“mandi” sauna adalah sama-sama memanfaatkan panas. Di dalam suatu ruangan yang
didesain khusus dan memberi suasana nyaman, kita dibuat berkeringat oleh
panasnya suhu udara di dalamnya.
Ketika kita
menjalani mandi uap atau sauna, kadang-kadang dilakukan penambahan minyak
atsiri. Kehadiran minyak atsini bisa membuat kulit jadi bersih, merangsang
sirkulasi darah, dan bisa membantu mengeluankan bahan bersifat racun dari sel
dan jaringan. Ujung-ujungnya, tubuh menjadi sehat dan jiwa pun tenang dan
nyaman. Dengan adanya pemanasan, mekanisme otomatis tubuh adalah melakukan
perlawanan untuk mendinginkan suhu tubuh. Caranya, dengan mengeluarkan keringat
melalui pori-pori kulit. Keringat sendiri sebenarnya campuran air, mineral,
asam lemak, dan racun-racun di dalam tubuh. Oleh sebab itu, mandi uap dan sauna
dipercaya sebagai salah satu cara untuk membuang racun dalam tubuh.
Sauna dapat
mengurangi lemak pada tubuh?
Sebenarnya
sauna dan steam ditujukan terutama untuk mereka yang kurang berolahraga.
Pengeluaran keringat mereka perlu dirangsang dengan melakukan sauna. Pada orang
yang secara fisik kurang gerak ini, otot juga menjadi tidak aktif. Aliran darah
pun jadi kurang lancar. Akibatnya, asam laktat banyak yang ngendon di otot.
Penumpukan itu membuat tubuh sering pegal.
Uap panas
dari mandi uap dan sauna bisa melancarkan sirkulasi darah, sehingga asam laktat
yang menumpuk pada otot ikut terbawa arus. Hasilnya, otot terasa lebih rileks.
Namun, sauna bukan cara efektif untuk menurunkan bobot badan. Panas dari mandi
uap dan sauna membuat pori-pori terbuka dan mengeluarkan kotoran bersama
keringat. Yang berkurang adalah sisa-sisa metabolisme tubuh, dan bukan
lemaknya. Penurunan bobot badan akibat pembakaran lemak akan terjadi, jika ia
mampu bertahan tidak makan, setelah mandi uap dan sauna. Jika ia makan, maka
penurunan bobot badan terjadi akibat penurunan air dalam tubuh, bukan hasil
pembakaran lemak
Pria yang
ingin memiliki anak sebaiknya tidak berendam di air panas, karena fertilitas
pria menurun bila sering berendam di air panas, namun dapat pulih kembali bila
para pria menghindari berlama-lama berendam air panas.
“Pengetahuan
tradisional mengatakan bahwa berendam air panas tidak baik untuk fertilitas”,
Dr. Paul J. Turek menjelaskan kepada Reuters Health,”Namun saya melihat
sebegitu banyak pasangan yang belum pernah mendengar hal ini sehingga saya
memutuskan untuk melihat dan mengetahui apa yang sebenarnya pernah
dipublikasikan mengenai topik ini.”
Dr. Turek
dari University of California di San Fransisko ini terkejut ketika menemukan
bahwa terdapat sejumlah data mengenai subjek ini yang mendukung pengetahuan
tradisional tersebut, sehingga ia memutuskan untuk melakukan penelitian
sendiri.
Dr. Turek dan
koleganya mengidentifikasi 11 pria fertil (subur) berusia rata-rata 36 tahun
yang mempunyai kebiasaan berendam di air panas baik dalam hot tub, Jacuzzi,
atau mandi air panas selama sekurangnya 30 menit per minggu. Para ilmuan
melakukan pengkajian terhadap kualitas sperma mereka sebelum dan setelah mereka
berhenti berendam di air panas selama 3 bulan atau lebih.
Setelah 3
sampai 6 bulan, lima pria diantaranya mengalami peningkatan motilitas jumlah
sperma sebanyak rata-rata 491 persen.
“Sebagian
besar pria yang mandi air panas, berendam dalam hot tub atau jacuzzi secara
teratur dapat memperbaiki kualitas sperma dan mungkin fertilitasnya dengan cara
sederhana yaitu menghentikan kegiatan tersebut,” ujar Dr. Turek.
Lima dari
enam pria yang tidak menunjukkan peningkatan jumlah atau kualitas sperma adalah
perokok berat dengan riwayat merokok yang lama, sementara tiga pria yang
mengalami respon positif hanya merokok sekali-sekali.
Dr. Turek
menyimpulkan “Anjuran untuk pria yang ingin mempunyai keturunan adalah rawat
diri anda baik-baik dan perlakukan tubuh anda bagaikan kuil, karena produksi
sperma sangat sensitif terhadap kesehatan pria secara keseluruhan. Hal ini
masuk akal karena pria normal yang sehat memproduksi 1.200 sperma per satu kali
detak jantung. Organ reproduksi mereka merupakan mesin berkecepatan tinggi yang
membutuhkan tubuh sehat untuk mengimbangi kecepatannya.”
Sumber : detikhealth.com