23/01/12

SAUNA


Dengan berpanas-panas di dalam ruangan tertutup, racun-racun dalam tubuh akan ramai-ramai keluar bersama keringat. Rasa lelah hilang. Penampilan pun tak kusut lagi. Namun, sebelum memulainya, dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan terlebih dahulu pada dokter.  Kalau mau berkeringat, berkeringatlah pada tempatnya dan tepat waktunya. Berbeda kalau kita memang menghendaki keluarnya butiran keringat dari pori-pori kulit tubuh kita. Saat berolahraga misalnya. Kita malah senang bila badan basah kuyup oleh keringat saat atau usai berkeliling kompleks rumah kita melakukan joging. Itu pertanda, lemak tubuh terbakar, badan bisa tetap langsing. Kalau tidak mau capek, kita juga bisa mandi keringat dengan cara lain. Dengan cara steam atau sauna. Belakangan, cara terakhir ini malah menjadi bagian gaya hidup masyarakat kota.
Melancarkan aliran darah

Sejak masuk ke Indonesia lima tahun lalu, mandi uap dan sauna memang cukup populer dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan  kecantikan tubuh.  Karakter khas “mandi” sauna adalah sama-sama memanfaatkan panas. Di dalam suatu ruangan yang didesain khusus dan memberi suasana nyaman, kita dibuat berkeringat oleh panasnya suhu udara di dalamnya.

Ketika kita menjalani mandi uap atau sauna, kadang-kadang dilakukan penambahan minyak atsiri. Kehadiran minyak atsini bisa membuat kulit jadi bersih, merangsang sirkulasi darah, dan bisa membantu mengeluankan bahan bersifat racun dari sel dan jaringan. Ujung-ujungnya, tubuh menjadi sehat dan jiwa pun tenang dan nyaman. Dengan adanya pemanasan, mekanisme otomatis tubuh adalah melakukan perlawanan untuk mendinginkan suhu tubuh. Caranya, dengan mengeluarkan keringat melalui pori-pori kulit. Keringat sendiri sebenarnya campuran air, mineral, asam lemak, dan racun-racun di dalam tubuh. Oleh sebab itu, mandi uap dan sauna dipercaya sebagai salah satu cara untuk membuang racun dalam tubuh.
Sauna dapat mengurangi lemak pada tubuh?

Sebenarnya sauna dan steam ditujukan terutama untuk mereka yang kurang berolahraga. Pengeluaran keringat mereka perlu dirangsang dengan melakukan sauna. Pada orang yang secara fisik kurang gerak ini, otot juga menjadi tidak aktif. Aliran darah pun jadi kurang lancar. Akibatnya, asam laktat banyak yang ngendon di otot. Penumpukan itu membuat tubuh sering pegal.

Uap panas dari mandi uap dan sauna bisa melancarkan sirkulasi darah, sehingga asam laktat yang menumpuk pada otot ikut terbawa arus. Hasilnya, otot terasa lebih rileks. Namun, sauna bukan cara efektif untuk menurunkan bobot badan. Panas dari mandi uap dan sauna membuat pori-pori terbuka dan mengeluarkan kotoran bersama keringat. Yang berkurang adalah sisa-sisa metabolisme tubuh, dan bukan lemaknya. Penurunan bobot badan akibat pembakaran lemak akan terjadi, jika ia mampu bertahan tidak makan, setelah mandi uap dan sauna. Jika ia makan, maka penurunan bobot badan terjadi akibat penurunan air dalam tubuh, bukan hasil pembakaran lemak

Pria yang ingin memiliki anak sebaiknya tidak berendam di air panas, karena fertilitas pria menurun bila sering berendam di air panas, namun dapat pulih kembali bila para pria menghindari berlama-lama berendam air panas.

“Pengetahuan tradisional mengatakan bahwa berendam air panas tidak baik untuk fertilitas”, Dr. Paul J. Turek menjelaskan kepada Reuters Health,”Namun saya melihat sebegitu banyak pasangan yang belum pernah mendengar hal ini sehingga saya memutuskan untuk melihat dan mengetahui apa yang sebenarnya pernah dipublikasikan mengenai topik ini.”

Dr. Turek dari University of California di San Fransisko ini terkejut ketika menemukan bahwa terdapat sejumlah data mengenai subjek ini yang mendukung pengetahuan tradisional tersebut, sehingga ia memutuskan untuk melakukan penelitian sendiri.

Dr. Turek dan koleganya mengidentifikasi 11 pria fertil (subur) berusia rata-rata 36 tahun yang mempunyai kebiasaan berendam di air panas baik dalam hot tub, Jacuzzi, atau mandi air panas selama sekurangnya 30 menit per minggu. Para ilmuan melakukan pengkajian terhadap kualitas sperma mereka sebelum dan setelah mereka berhenti berendam di air panas selama 3 bulan atau lebih.

Setelah 3 sampai 6 bulan, lima pria diantaranya mengalami peningkatan motilitas jumlah sperma sebanyak rata-rata 491 persen.

“Sebagian besar pria yang mandi air panas, berendam dalam hot tub atau jacuzzi secara teratur dapat memperbaiki kualitas sperma dan mungkin fertilitasnya dengan cara sederhana yaitu menghentikan kegiatan tersebut,” ujar Dr. Turek.

Lima dari enam pria yang tidak menunjukkan peningkatan jumlah atau kualitas sperma adalah perokok berat dengan riwayat merokok yang lama, sementara tiga pria yang mengalami respon positif hanya merokok sekali-sekali.

Dr. Turek menyimpulkan “Anjuran untuk pria yang ingin mempunyai keturunan adalah rawat diri anda baik-baik dan perlakukan tubuh anda bagaikan kuil, karena produksi sperma sangat sensitif terhadap kesehatan pria secara keseluruhan. Hal ini masuk akal karena pria normal yang sehat memproduksi 1.200 sperma per satu kali detak jantung. Organ reproduksi mereka merupakan mesin berkecepatan tinggi yang membutuhkan tubuh sehat untuk mengimbangi kecepatannya.”


 
Sumber : detikhealth.com